Indriani, Via Lutfi. 2016. Dampak Industrialisasi terhadap Nilai-Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Desa Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto. Skripsi.

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universita Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. H. A. Rosyid Al Atok, M.Pd, M.H. (II) Hj. Yuniastuti, SH, M.Pd

Kata Kunci: Industrialisasi, Nilai-Nilai, Kearifan Lokal, Masyarakat

Indonesia mempunyai beragam suku, bangsa dan bahasa yang berbeda-beda. Masyarakat Indonesia sering disebut sebagai masyarakat agraris dengan hidup bergantung dengan tanah. Tetapi, dengan adanya industrialisasi hal tersebut sudah berubah dari pertanian ke perindustrian, baik dari industri besar industri kecil, industri rumah tangga maupun industri usaha informal yang sangat berdampak terhadap nilai- nilai kearifan lokal masyarakat setempat terutama pada masyarakat Desa Ngoro.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan: (1) gambaran umum Desa Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto; (2) gambaran umum industrialisasi Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto; (3) nilai-nilai kearifan lokal di Desa Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto; (4) manfaat industrialisasi bagi masyarakat Desa Ngoro; (5) dampak industrialisasi terhadap nilai- nilai kearifan lokal di Desa Ngoro Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.

Penelitian ini menggunakan Deskriptif Kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu, sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menjaga keabsahan data, dilakukan dengan cara memperpanjang pengamatan, meningkatkan ketekunan/keajegan pengamatan, dan triangulasi data. Kegiatan analisis data dimulai dengan tahap pra lapangan untuk studi eksplorasi, menyusun rancangan penelitian, dan studi eksplorasi serta dengan tahap pelaksanaan penelitian untuk mengumpulkan data, menyusun data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, Lahan yang ada di Desa digunakan sebagai pemukiman, perindustrian, perumahan, tempat usaha, pertanian, dan tempat hunian. Mata pencaharian masyarakat banyak yang menjadi karyawan perusahaan, pedagang, wirausaha atau pekerjaan lainnya. Kehidupan mereka lebih sejahtera dengan alat transportasi bagus, rumah mewah, hidup berkecukupan, pendidikan tinggi dan investasi yang banyak.

Kedua, Industrialisasi di Desa Ngoro sangat berkembang pesat. Ada industri besar industri kecil, industri rumah tangga dan usaha informal. Desa Ngoro terdapat suatu kawasan industri yang bernama Ngoro Industri Persada (NIP) yang didalamnya ada kawasan Berikat atau Eksport Processing Zone (EPZ). Lahan yang digunakan adalah lahan tandus atau kering dengan air yang bagus dan masyarakat yang bisa menerima kehadiran industri. Kawasan tersebut dijadikan satu agar bisa terkontrol lebih mudah, cepat, fokus dan tertata lebih rapi. Kegiatan sosial dalam organisasi Genta (Gerakan Cinta Desa) sangat membantu kehidupan masyarakat setempat.

Ketiga, Nilai-nilai kearifan lokal di Desa Ngoro dapat dillihat dari, kegiatan- kegiatan yang dilakukan di Punden/pesarean, umpak dan pohon kepo seperti tahlilan, istigosahan, selametan dan tumpengan. Kegiatan keagamaan seperti tahlilan, dibaan, khatam Al-Qur’an dan pengajian, serta kegiatan gotong-royong dengan cara membantu tetangga ketika membangun rumah, mendirikan masjid/ membantu membersihkan masjid, membantu membersihkan rumah dan membantu orang ketika kesusahan seperti, ketika orang meninggal dunia.

Keempat, Manfaat adanya industrialisasi bagi masyarakat Desa Ngoro yaitu, masyarakat lebih dekat mencari pekerjaan, kehidupannya lebih terjamin dengan bekerja sebagai karyawan perusahaan, pedagang atau tempat usaha atau tempat hunian yang dikerjakannya. Sehingga, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran di Desa Ngoro menjadi berkurang serta kehidupan masyarakat lebih sejahtera.

Kelima, nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Desa Ngoro menjadi luntur bahkan hilang. Nilai-Nilai Kearifan Lokal yang luntur yaitu, kegiatan slametan dan tumpengan di pohon kepo, punden/pesarean dan umpak, acara keleman di punden/pesarean, kegiatan keagamaan dan kegiatan gotong-royong. Sedangkan Nilai- Nilai Kearifan Lokal yang hilang yaitu, acara tandaan/tayuban. Hal tersebut terjadi karena kesibukan masyarakat yang selalu bekerja keras untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga, kehidupan masyarakat menjadi lebih sibuk, egois, individualis dan materialistis serta membuat mata pencaharian masyarakat menjadi berubah dari pertanian ke perindustrian.

Berdasarkan hasil peneliti menyarankan kepada: (1) Bagi program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai pengetahuan, informasi dan referensi mengenai dampak industrialisasi terhadap nilai-nilai kearifan lokal, (2) Bagi Kepala Desa Ngoro dan Perangkat Desa Ngoro agar lebih menjaga dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal di Desa Ngoro, (3) Masyarakat harus pintar dalam membagi waktu antara keluarga, masyarakat dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya, (4) pemerintah harus memperhatikan dan melestarikan nilai-nilai kearifan di sekitar industri, (5) Bagi Kawasan Industri di Ngoro Industri Persada (NIP) meningkatkan pengawasan, kepedulian dan sarana prasarana yang ada, (6) bagi pemilik industri lebih memperhatikan masyarakat di sekitarnya, (7) organisasi Genta (Gerakan Cinta Desa) lebih berinovasi dalam kegiatan sosialnya, (8) peneliti selanjutnya lebih kritis dan kreatif dalam mengamati kehidupan masyarakat.

Need Help? Chat with us