Departemen Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM melihat adanya isu-isu sosial, terutama isu kesetaraan dan pemenuhan hak pendidikan warga binaan lapas. Pemikiran ini menjadi latar belakang dibentuknya komunitas Djiwa Aksara. Djiwa Aksara merupakan komunitas yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan dengan tujuan untuk membantu pemenuhan hak pendidikan warga binaan lembaga pemasyarakatan. Dengan demikian komunitas Djiwa Aksara hadir sebagai sebagai salah satu solusi dan upaya dalam mewujudkan pemenuhan hak pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat, pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 serta pasal 14 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Komunitas Djiwa Aksara resmi dibentuk pada tanggal 14 Juni 2022 melalui beberapa tahapan yang terdiri dari tahapan pemilihan nama, pembentukan struktur keanggotaan komunitas, dan penyusunan profil komunitas. Komunitas Djiwa Aksara digerakkan oleh Tiara Novita A, Shalsabila Kharismadini K, Yulia Fitri W, Voltadana Li, dan Sulistyo, serda dibimbing oleh Dr. Siti Awaliyah, S.Pd,. S.H., MH.
Komunitas Djiwa Aksara menjalin kerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang melalui Proyek Kewarganegaraan Djiwa Aksara: Komunitas Pendampingan Belajar pada Layanan Pendidikan Kesetaraan Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Malang. Komunitas Djiwa Aksara berperan sebagai wadah untuk membuka kesempatan bagi para mahasiswa yang tertarik untuk berpartisipasi dan berperan aktif dalam mewujudkan pemenuhan hak pendidikan. Dengan demikian pelaksanaan proyek kewarganegaraan komunitas Djiwa Aksara dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah perencanaan yaitu mempersiapkan dan memenuhi semua persyaratan yang diperlukan demi keberlangsungan penyelenggaraan proyek. Tujuannya adalah agar pelaksanaan program berjalan lancar. Tahap perencanaan proyek dilaksanakan pada tanggal 15-30 Juni 2022. Pada tahap ini panitia menentukan sasaran tempat pengabdian, yaitu Lapas Kelas I Malang & Lapas Kelas II A Malang. Setelah menghubungi kedua pihak Lapas dan melaksanakan survey lokasi sasaran proyek, hasil yang didapatkan adalah persetujuan oleh pihak lapas Kelas I Malang sebagai mitra. Tahap kedua yaitu persiapan yang dilaksanakan pada 1 – 15 Juli 2022, kegiatan yang dilaksanakan menyiapkan berkas yang diperlukan sebagai syarat melakukan kerjasama antara Komunitas Djiwa Aksara dengan pihak lapas Kelas I Malang. Setelah itu, panitia mengurus perizinan di Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Timur di Surabaya. Setelah mendapat persetujuan oleh pihak Kanwil untuk melaksanakan kegiatan pengabdian di Lapas Kelas I Malang, maka panitia Komunitas Djiwa Aksara menyerahkan surat izin kepada pihak Lapas Kelas I Malang. Tahap selanjutnya yaitu open recruitment yang dilaksanakan pada 16-25 Juli 2022.
Setelah tahap persiapan selesai, maka dilanjutkan dengan tahap open recruitment volunteer yang dilaksanakan pada tanggal 26 Juli s/d 9 Agustus 2022. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini ialah publikasi informasi open recruitment (poster) secara berkala di sosial media. Tujuan dari pengadaan volunter ini ialah karena tenaga pengajar yang dibutuhkan Lapas Kelas I Malang cukup banyak. Oleh karena itu, penyelenggara mengambil peluang untuk berbagi kesempatan kepada volunter agar turut mendapatkan pengalaman mengajar di instansi lembaga pemasyarakatan. Tindak lanjut dari open recruitment ini ialah seleksi administrasi yang dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2022. Seleksi 8 administrasi dilakukan dengan pengecekan data calon volunter. Kemudian dilanjutkan dengan seleksi wawancara dan pengumuman penerimaan volunter dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2022. Kegiatan seleksi wawancara dan pengumuman penerimaan volunter terdiri dari empat tahap, yakni tahap wawancara volunter, penentuan calon volunter yang diterima, mengirimkan email pada volunter yang berhasil lolos seleksi, dan koordinasi serta penginformasian technical meeting sebelum penerjunan melalui Whatsapp group.
Setelah tahap Open Recruitment Volunteer selesai, maka dilanjutkan dengan pelaksanaan tahap Technical Meeting yang dilaksanakan pada 15 – 20 Agustus 2022. Pada tahap ini dilakukan penyusunan jadwal mengajar para volunter. Kemudian, dilaksanakan technical meeting I bersama dosen pembimbing dan technical meeting II bersama pihak mitra yakni Lapas Kelas I Malang yang keduanya dilaksanakan secara online melalui Google Meet. Tujuannya ialah untuk membahas teknis kegiatan, antara lain pengenalan profil komunitas Djiwa Aksara, ketentuan dan peraturan berkegiatan di Lapas Kelas I Malang, pembagian jadwal dan materi, tanya jawab serta pembukaan kegiatan oleh dosen pembimbing dan pihak Lapas Kelas I Malang.
Komunitas Djiwa Aksara dalam pelaksanaannya terdiri dari pembagian jadwal pelajaran, pembagian jadwal mengajar volunter, dan pembagian materi pelajaran. Proyek ini pelaksanaannya dijadwalkan pada tanggal 22 Agustus 2022 s/d 22 Desember 2022. Sampai dengan pembuatan laporan proyek kewarganegaraan ini, kegiatan pembelajaran telah berlangsung selama kurang lebih 1 bulan, yaitu mulai dari tanggal 22 Agustus s/d 17 September 2022. Berikut merupakan teknis pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam proyek kewarganegaraan Komunitas Djiwa Aksara yang telah terlaksana pada 22 Agustus s/d 17 September 2022.
Pada tahap terakhir yaitu penutupan terdapat dua agenda kegiatan yang dilaksanakan, antara lain penarikan volunter pendampingan mengajar komunitas Djiwa Aksara dari pihak mitra yaitu Lapas Kelas I Malang serta kegiatan penutupan proyek. Kegiatan penarikan volunter dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2022 dengan agenda kegiatan memohon pamit serta pemberian kenang-kenangan kepada pihak Lapas Kelas I Malang. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan penutupan yang dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2022 dengan agenda kegiatan evalusi besar oleh seluruh anggota komunitas, kemudian pernyataan peresmian penutupan proyek serta pemberian sertifikat kepada volunter.
Kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama kurang lebih 1 bulan, yaitu mulai tanggal 22 Agustus s/d 17 September 2022 memberikan pengaruh pada WBP dalam beberapa aspek. Hal ini panitia ketahui setelah melakukan kegiatan observasi dan sharing dengan WBP pendamping KPSD setiap selesai pembelajaran. Pertama, mahasiswa mampu memenuhi harapan untuk memberi suntikan motivasi kepada WBP sebagaimana harapan awal pihak lapas sejak proyek kewarganegaraan ini disepakati. Hal ini dapat dilihat dari jurnal kehadiran serta keaktifan WBP selama mengikuti pembelajaran. Kedua, konsistensi WBP dalam mengikuti pembelajaran lebih stabil dibandingkan dengan masa sebelum kehadiran proyek kewarganegaraan ini. Berdasarkan pernyataan WBP pendamping, mahasiswa memberikan dampak positif pada konsistensi WBP dalam mengikuti pembelajaran yang ditandai dengan WBP mampu bertahan di kelas sampai pembelajaran berakhir. Selain itu, WBP juga antusias untuk datang tepat waktu ketika pembelajaran akan dimulai. Menurut pernyataan WBP pendamping, kondisi ini berbanding terbalik dengan masa sebelum kehadiran proyek kewarganegaraan, yakni terdapat kendala berupa siswa WBP yang meninggalkan kelas di tengah pembelajaran atau dalam kata lain sebelum pembelajaran usai. Kondisi yang demikian merupakan dampak positif dari adanya variasi media dan metode pembelajaran yang dibawakan oleh volunter Projek Kewarganegaraan. Pada pembelajaran sebelumnya, metode dan media yang digunakan cenderung monoton karena keterbatasan yang ada mengingat status pendamping yang juga merupakan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Keterbatasan tersebut seperti tidak diizinkannya WBP pendamping untuk mengakses informasi berkenaan dengan variasi pembelajaran melalui internet. Ketiga, berdasarkan sharing yang telah dilakukan antara komunitas Djiwa Aksara bersama Lapas Kelas 1 Malang selaku mitra proyek kewarganegaraan, didapati bahwa pihak Lapas terbantu dengan pengembangan materi yang dilakukan mengingat sarana belajar yang terbatas. Keempat, dengan adanya pengembangan materi yang dilakukan maka juga berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa terhadap materi. Salah satu contohnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris gimana siswa sudah mampu memperkenalkan diri dan orang lain dengan menggunakan Bahasa Inggris. Selain 14 itu siswa juga dapat membuat kalimat berbahasa Inggris dengan menggunakan “pattern” simple present tense serta terdapat peningkatan dalam kemampuan speaking. Untuk kedepannya, komunitas Djiwa Aksara akan senantiasa melakukan evaluasi guna meningkatkan kinerja dalam memberikan pendampingan semaksimal mungkin dalam rangka mewujudkan tujuan awal dibentuknya komunitas Djiwa Aksara yaitu turut andil dalam usaha-usaha pemenuhan hak pendidikan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Hasil kegiatan ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa WBP, menjaga konsistensi kehadiran siswa WBP, terdapat pengembangan materi yang dilaksanakan dalam proyek ini berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa terhadap materi. Dengan demikian, berdasarkan hasil evaluasi kegiatan ini dapat mengatasi kendala-kendala pembelajaran serta membantu memenuhi hak pendidikan warga binaan pemasyarakatan.