Malang – Departemen Hukum dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang (UM) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kolaborasi akademik. Pada tanggal 18 September 2024, departemen ini sukses menyelenggarakan sebuah kegiatan kuliah kolaborasi yang melibatkan Universitas Palangkaraya. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari Mata Kuliah Manajemen Konflik yang diampu oleh Bapak Mifdal Zusron Alfaqi, dosen Program Studi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) UM.
Yang menarik dari kuliah kolaborasi ini adalah kehadiran Ali Sunarno, seorang dosen dari Universitas Palangkaraya yang saat ini tengah melaksanakan program pengajaran di Prodi S1 PPKn UM. Ali Sunarno bekerja sama dengan Bapak Mifdal Zusron Alfaqi untuk memberikan kuliah yang menggabungkan teori dan praktik manajemen konflik secara mendalam, serta memberikan wawasan baru bagi para mahasiswa tentang bagaimana mengelola konflik dalam berbagai situasi.
Kegiatan ini dilaksanakan secara interaktif, dengan mengedepankan partisipasi mahasiswa yang sangat antusias dalam berdiskusi. Berbagai topik penting dibahas, mulai dari konsep dasar konflik, sumber-sumber konflik dalam masyarakat, hingga strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan konflik, baik dalam lingkungan pemerintahan, masyarakat, maupun organisasi.
Dalam perkuliahan, Ali Sunarno berbagi pengalaman dan studi kasus dari pengalamannya di Universitas Palangkaraya, khususnya terkait konflik sosial yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Beliau menekankan pentingnya memahami akar permasalahan dalam setiap konflik serta pendekatan-pendekatan resolusi yang tidak hanya mengutamakan penyelesaian sementara, tetapi juga berorientasi pada solusi jangka panjang.
“Manajemen konflik adalah keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam berbagai sektor kehidupan, khususnya di Indonesia yang kaya akan keberagaman. Dengan pemahaman yang tepat, kita bisa meminimalkan potensi konflik dan membangun harmoni dalam masyarakat,” ungkap Ali Sunarno dalam sesi diskusi dengan para mahasiswa.
Bapak Mifdal Zusron Alfaqi, selaku dosen pengampu, turut menambahkan bahwa kuliah kolaborasi ini merupakan salah satu bentuk upaya dari Departemen Hukum dan Kewarganegaraan UM untuk menghadirkan pengalaman belajar yang lebih dinamis dan interaktif. “Dengan kolaborasi seperti ini, mahasiswa dapat merasakan berbagai sudut pandang yang berbeda, tidak hanya dari satu perspektif dosen, tetapi juga dari akademisi lain yang berpengalaman di bidangnya. Hal ini sangat penting dalam memperkaya wawasan mahasiswa, khususnya di bidang manajemen konflik yang kompleks,” ujar Mifdal.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa kerja sama antara UM dan Universitas Palangkaraya ini merupakan bagian dari program akademik yang dirancang untuk memperkuat kolaborasi antarlembaga pendidikan tinggi. “Kami berharap kolaborasi ini tidak hanya berhenti di sini. Ke depannya, akan ada lebih banyak kegiatan serupa yang melibatkan dosen dari berbagai universitas lain, baik di dalam maupun luar negeri, agar mahasiswa semakin terbuka wawasannya terhadap tantangan global,” tambahnya.
Mahasiswa yang mengikuti kuliah ini pun memberikan tanggapan positif. Salah satu mahasiswa yang hadir, revica, mengungkapkan bahwa kuliah kolaborasi ini memberikan banyak manfaat baginya. “Kami bisa belajar langsung dari dosen yang memiliki pengalaman berbeda, sehingga lebih mudah memahami bagaimana teori yang diajarkan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Ini sangat membantu kami untuk mempersiapkan diri di masa depan,” ujarnya.
Kolaborasi akademik antara UM dan Universitas Palangkaraya ini diharapkan bisa menjadi awal dari banyak kerja sama serupa di masa mendatang. Kedua institusi ini berkomitmen untuk terus berkolaborasi dalam berbagai kegiatan akademik, baik melalui pertukaran dosen, penelitian bersama, maupun program-program pengembangan pendidikan lainnya.
Dengan adanya kegiatan ini, Departemen Hukum dan Kewarganegaraan UM menunjukkan bahwa kolaborasi lintas universitas menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi penerus yang memiliki kemampuan berpikir kritis, analitis, serta siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan, terutama dalam bidang manajemen konflik yang sangat relevan di berbagai sektor kehidupan.