Rindut, Adeltrudis. 2016. Pemahaman mahasiswa luar Jawa terhadap adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi di kampus pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Skripsi, Program Studi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si, (II) Dr. Nuruddin Hady, S.H, M.H.

Kata Kunci: Pemahaman, Mahasiswa luar Jawa, Adat sopan santun Jawa, dan       Interaksi

Sopan santun menjadi dasar dalam melakukan interaksi. Setiap daerah memiliki adat sopan santun yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dimanapun seseorang berada harus menghormati dengan menempatkan diri dengan adat sopan santun yang berlaku di daerah yang ditempati. Seperti kata pepatah “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”. Tujuannya untuk menjaga keharmonisan dalam menjalin hubungan sosial. Benar menurut diri sendiri belum tentu benar menurut orang lain.  Demikian halnya dengan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang yang berasal dari luar Jawa. Dalam berinteraksi di kampus pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, mereka harus mampu beradaptasi dengan adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi. Alasannya, adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi tidak hanya berlaku di lingkungan masyarakat melainkan dimana saja termasuk lingkungan kampus. Ketidakpatutan terhadap adat sopan santun bagi orang Jawa dianggap tidak sopan dan ora ngerti adat (tidak mengerti adat).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi; (2) implementasi adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi di kampus pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang; (3) pemahaman mahasiswa luar Jawa terhadap adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi di kampus pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang; dan (4) perspektif mahasiswa luar Jawa terhadap adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi di kampus pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara yang dilakukan peneliti ditujukan kepada mahasiswa Jawa pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang dan Mahasiswa luar Jawa pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Kegiatan analisis data dengan menggunakan model analisis interaktif, dimulai dari tahap (1) pengumpulan data; (2) reduksi data; (3) penyajian data; dan (4) penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, diperoleh empat simpulan hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi sangat memperhatikan dua hal, yaitu tutur kata dan tingkah laku. Dari tutur kata, yaitu disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan bahasa yang terdiri dari tingkatan pertama bahasa Jawa Istana, tingkatan kedua bahasa Krama, tingkatan ketiga bahasa Ngoko, dan tingkatan keempat bahasa kasar. Sedangkan untuk tingkah laku, yaitu menghormati orang yang lebih tua dengan cara membungkukkan badan dan mengucapkan kata Nyuwun Sewu (permisi) ketika berjalan di depan orang yang lebih tua. Kedua, implementasi adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi di kampus pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, yaitu sudah mulai menghilang sopan santunnya baik dari tutur kata maupun tingkah laku. Ajaran mengenai adat sopan santun yang telah diberikan tidak diterapkan dengan baik di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pertama, dalam bertutur kata terhadap sesama mahasiswa mereka menggunakan kata-kata kasar. Kedua, tingkah laku. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang kurang menghormati orang yang lebih tua, khususnya dosen. Contoh, tidak mendengarkan penjelasan dosen. Ketiga, pemahaman mahasiswa luar Jawa terhadap adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi di kampus pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, yaitu pertama, ketika bertutur kata harus bertutur kata yang halus dan sopan terhadap orang lain baik dengan orang yang lebih tua maupun dengan teman sebaya. Kedua, dalam bertingkah laku harus menghormati orang yang lebih tua dengan cara membungkukkan badan dan mengucapkan kata Nyuwun Sewu (permisi) ketika berjalan di depan orang yang lebih tua. Keempat, perspektif mahasiswa luar Jawa terhadap adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi di kampus pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, yaitu menurut mereka adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi sangat baik dan pantas menjadi contoh untuk orang lain.

Beberapa saran dari peneliti diajukan kepada beberapa pihak, yakni (1) Mahasiswa luar Jawa diharapkan agar menghormati dengan menempatkan diri mereka dengan adat sopan santun Jawa dalam berinteraksi di kampus pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Alangkah baiknya, jika menerapkannya tidak hanya di lingkungan kampus namun dimanapun mereka berada. Seperti kata pepatah “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”. Belajarlah untuk memberikan diri dan menerima orang lain apa adanya dan bukan sebagaimana yang kalian kehendaki; (2) Mahasiswa Jawa diharapkan untuk tetap melestarikan adat sopan santunnya dalam berinteraksi. Salah satu caranya dengan menerapkan adat sopan santun tersebut kapan dan dimanapun. Belajarlah untuk memberikan diri dan menerima orang lain apa adanya dan bukan sebagaimana yang kalian kehendaki.

Need Help? Chat with us