“Yanti, Prista Prima. 2015. Peran Sanggar “Putra Mandala” dalam melestarikan Nilai-nilai Seni Budaya Tayub di Desa Tanggunggunung Kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung. Skripsi, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Drs. Suwarno Winarno (2) Dr M. Yudhi Batubara SH. MH
Kata Kunci: Sanggar, Nilai-Nilai Seni Budaya, Tayub
Tayub merupakan tarian yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan diiringi gamelan dan tembang –tembang. Tayub berasal dari kata “Tata dan Guyub”yang artinya di tata agar tercipta kerukunan.Permana (2008:61) Mengatakan bahwa tayuban adalah suatu senin tari masyarakat Jawa. Tayuban di gelar sebagai bagian upacara sakral yang berhubungan dengan pertanian. Pada masa sekarang tayub digunakan sebagai sarana hiburan dan biasanya untuk merayakan atau meramaikan pesta perkawinan, ulang tahun, maupun khitanan, hal tersebut masih dapat di lihat di desa cukup jauh dari perkotaan seperti Kesenian tayub yang berada di Desa Tanggung gunung Kecamatan Tanggunggunung, salah satu Desa yang Ada di Kabupaten Tulungagung. Ada yang menarik dari kesenian tayub ini, kalau baiasanya tayub dimainkan oleh orang –orang yang sudah berumur 17 tahun keatas atau dewasa, kesenian tayub ini seluruh pemainya anak –anak yang masih mempunyai usia muda atau anak- anak SD oleh karena itu kesenian ini di namakan dengan tayub cilik. Tayub cilik ini berdiri karena peran dari sanggar Putra Mandala yang didirikan oleh Bapak Lameni salah satu warga masyarakat di Desa Tanggunggunung. Bapak Lamenimemandang seni tari tayub ini sebagai satu kesenian daerah yang perlu dilestarikan dan penuh nilai- nilai luhur yang ada pada tarian dan gendingnya.
Tujuan Penelitian ini untuk mendiskripsikan Peran sanggar Putra Mandala dalam melestarikan Nilai –Nilai Seni Budaya Tayub di Desa Tanggunggunung Kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan prosedur pengambilan data berupa kata-kata, gambar yang dilakukan dengan mengambil informan di mulai dari pendiri Sanggar Putra Mandala, pengurus Sanggar Putra Mandala, Anggota Sanggar Putra Mandala, Masyarakat. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Analisis data di lakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk menjaga keabsahan data atau temuan yang diperoleh, peneliti melakukan pengecekan data dengan cara peningkatan ketekunan dan triangulasi.
Berdasarkan Hasil Paparan data dan pembahasan, kesimpulan peneliti dapat diuraikan sebagai berikut: yang pertama Latar historis berdirinya sanggar Putra Mandala.
Sanggar Putra Mandala berdiri pada tahun 2013,didirikan oleh Lameni (47 tahun).Sanggar ini berada di desa Tanggunggunung. Yang melatar belakangi berdirinya Sanggar ini karena Lameni masih peduli dengan kesenian dan prihatin dengan keadaan kesenian tradisional pada jaman sekarang,
Kedua, Nilai Seni Budaya dalam Sanggar Putra Mandala terdapat di dalam tarian dan gending yang digunakanya.
Ketiga, Tata cara pementasan tayublatihan terlebih dahulu untuk pemantapan dalam pementasanya ,pengecekan kostum, pengecekan alat –alat musik, satu jam sebelum pementasan melakukan penataan tempat dalam meletakkan alat-alat yang digunakan dalam pementasanya.Bagian awal pertunjukan biasanya dimulai dengan menyayikan berberapa gending setelah itu menarikan tarian gamyong .setelah itu bagi penonton atau anak laki –laki yang mau ikut menari di persilahkan untuk menari setelah mendapatkan sampur yang di berikan dan di kalungkan di leher yang di lakukan oleh waranggono atau tledek, menari bersama antara tledek dan para penggibing ,
Keempat,Program-program Kegiatan Dalam Pelestarian Tayub di Sanggar Putra Mandala yaitu mengadakan latihan rutin satu minggu sekali yaitu pada hari minggu, mengikuti pagelaran –pagelaran seni, menerima undangan dari masyarakat yang menpunyai acara hajatan.
Kelima,Pendapat Masyarakat Tentang Prospek Pelestarian Nilai-nilai Seni Budaya Tayub. Peran dari masyarakat sangat di butuhkan dalam membantu proses pelestarian ,penerimaan pelestarian tayub yang di lakukan masyarakat antara lain diwujudkan dengan pemberian donasi mengundang sanggar ini untuk mengisi acara hiburan tayub dalam hajatan yang di selenggarakan,
Upaya Mengatasi Kendala Sanggar Putra Mandala dalam melestaikan kesenian tayub, meminjam sebagian peralatan dari SekolahDasarsetempat,.Belum adanya upaya untuk pengurusan perizinan yang harus di lakukan oleh pendiri sanggar.Sehinggabelum adanya dukungan dari pemerintah untuk memberikan bantuan dana ataupun memberikan sarana dan prasana agar kesenian ini dikenal oleh masyarakat luas.”