“Nasikin, Al’fi2015. Kontekstualisasi Trisakti di Abad 21 sebagai Kebijakan Pembangunan Indonesia Raya. Skripsi Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewaraganegaraan, Jurusan Hukum Dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Pembimbing (I) Drs Suparlan Al-Hakim M.Si. (II) Drs Petir Pudjantoro M.Si.

Kata kunci: Kontekstualisasi,Trisakti, Pembangunan, Indonesia raya

Kelemahan mentalitas bangsa iandonesia terjadi di berbagai bidang baik politik , ekonomi dan budaya. Lemahnya mentalitas kedaulatan membuat politik negeri ini, tidak leluasa mengembangkan kebijakan politik sendiri, kewibawaan Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan nasionalnya dalam hubungan Internasional kian memudar. Di bidang perekonomian bangsa terlihat dari relitas belum terselesaikanya persoalan kemiskinan, kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan hidup akibat dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Ketergantungan dalam hal pangan, energi, keuangan dan teknologi akibatnya negara tidak mampu memanfaatkan kekayaan alam bagi kemakmuran rakyat sebagaimana yang diamantkan Pasal 33 Konstitusi negara. Di bidangsosial budaya, lemahnya mentalitas kepribadian juga membuat kebudayaan bangsa ini tidak memiliki jangkar karakter yang kuat. Di sinilah titik genting atau permasalahan kedaualatan politik, ekonomi dan budaya saat ini. Untuk itulah perlu menghidupkan kembali Konsep Trisaktinya Bung Karno.

Tujuan Penelitian pertama mendeskripsikan sejarah konsep Trisakti Bung Karnoterdiri dari latar belakang, makna dan subtansi. Kedua mendeskripsikan Implementasi Konsep Trisakti Bung Karno dalam kebijakan pembangunan Indonesia raya di era reformasi.Ketiga adalah mendeskripsikan tantangan dan hambatan dalam rangka implementasi Trisakti saat ini.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan melakukan analisis terhadap data dan fakta yang diperoleh dari sumber pustaka dan dokumen. Dengan metode komparatif, yang membandingkan berbagai data dan menggunakan metode kompilasi untuk menyusun berbagai data sehingga memperoleh suatu hasil analisis berupa argumentasi penulis.

Adapun penelitian ini adalah pertama latar belakang hasil pemikiran Konsep Trisakti Bung Karno sebagai antithese kolonialisme dan imperialisme Bung Karno tidak menginginkan terjadinya I’exploitation de l’homme par I’homme (penindasan manusia terhadap manusia lain), makna dan subtansi dari Konsep Trisakti yaitu; berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi dan berkepribadian dibidang kebudayaan. Kedua implementasi Trisakti Bung Karno sebagai kebijakan pembangunan di Era pemerintahan Abdurrahman Wahid,ang menolak perpajangan kontrak freepot, mengakui budaya masayarakat tionghoaMegawati Soekarnoputri, mengadakan pemilu presiden dan wakil presiden secara langsung, Susilo Bambang Yudhoyono melalui penegakkan hukum pemilihan kepala daerah secara langsung dan kebijakan Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesiadan pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla saat ini kebijakan poros maritim dunia dan tol laut. Ketiga adalah hambatan dalam implementasi kemandirian di bidang ekonomi revolusi mental saat ini baik tantangan dari dalam maupun dari luar.

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar Pemerintah supaya payung hukum yang jelas dalam implementasi Trisakti yang diwariskan oleh Bung Karno tersebut harus benar-benar hidup dalam setiap program pembangunan yang dilaksanakan supaya bangsa Indonesia benar-benar mendapatkan arti kemerdekaan yang sesungguhnya baik di ranah politik, ekonomi dan budaya. Kepada masyarakat dan khususnya generasi muda yang masih dalam proses belajar baik formal maupun non formal benar-benar serius belajar dan menggali pemikiran-pemikiran Bung Karno khususnya tentang Konsep Trisakti Bung Karno yaitu Indonesia yang berdaulat dibidang politik, mandiri dibidang ekonomi dan berkepribadian dibidang kebudayaan.”

Need Help? Chat with us