“Hastuti, Ratna. 2014. Minat Siswa pada Kawasan Industri di Desa Srigading Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Suparman A.W., S.H, M.H, (II) Drs. Margono, M.Pd, M.Si
Kata Kunci: minat siswa, kawasan industri, perguruan tinggi
Dalam rangka mewujudkan tujuan negara Indonesia yang mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah berupaya mewujudkannya di bidang pendidikan. Hal ini terbukti dengan dijadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan nasional bangsa Indonesia dalam menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Namun untuk menghadapi tantangan dan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, bahkan internasional, menempuh pendidikan dasar dan menengah tidaklah cukup. Oleh sebab itu, melanjutkan pendidikan hingga jenjang pendidikan tinggi sangat penting.
Tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) untuk menjelaskan bagaimana minat siswa pada kawasan industri di Desa Srigading Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (2) untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan minat siswa pada kawasan industri di Desa Srigading Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan (3) untuk menjelaskan bagaimana sikap orang tua terhadap keberlanjutan pendidikan anak ke perguruan tinggi pada kawasan industri di Desa Srigading Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnometodologi. Lokasi penelitian di Desa Srigading Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII, orang tua siswa kelas XII, mahasiswa, orang tua mahasiswa, teman siswa kelas XII, dan arsip Desa Srigading berupa profil Desa Srigading. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah model interaktif melalui tiga tahap, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) kesimpulan.
Temuan penelitian dalam penelitian ini antara lain: (1) minat siswa pada kawasan industri di Desa Srigading Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi diantaranya: (a) minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dengan kriteria tinggi, (b) minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dengan kriteria sedang, dan (c) minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dengan kriteria rendah, (2) faktor-faktor yang menyebabkan minat siswa pada kawasan industri di Desa Srigading Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah (a) faktor internal (diri sendiri) dan (b) faktor eksternal (orang tua, ekonomi keluarga, dan teman bergaul), dan (3) sikap orang tua terhadap keberlanjutan pendidikan anak ke perguruan tinggi pada kawasan industri di Desa Srigading Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto adalah (a) mendukung anak melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan (b) menghambat anak untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diajukan adalah (1) masyarakat yang bertempat tinggal disekitar kawasan industri diharapkan memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan, terutama pentingnya menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Dengan demikian, kesadaran dan kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak menjadi tinggi. Kepedulian tersebut dapat berupa perhatian dan pemberian dorongan/motivasi kepada sang anak sehingga anak termotivasi untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, dan (2) Pemerintah diharapkan mengadakan penyuluhan kesadaran orang tua dan anak-anak akan pentingnya pendidikan, terutama pentingnya mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Selain itu, Pemerintah diharapkan diharapkan melakukakan sosialisasi kepada masayarakat yang bertempat tinggal di kawasan industri terkait bantuan beasiswa bagi siswa yang berprestasi maupun bantuan siswa yang tidak/kurang mampu. Dengan demikian, faktor ekonomi keluarga tidak lagi menjadi penghalang anak untuk melanjutkan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi.”